Rabu, 24 Mei 2017

Kisah 6 Kronor - Koe... (Chapter 3)


Hari ketiga, selasa tgl 02 mei 2017

Kegiatan hari ketiga dimulai saat tepat pukul 09.00 pagi waktu setempat dan berlokasi di Navet Science Center, yang merupakan sebuah Lembaga pendidikan dibawah pemerintah Kota Boras yang berfungsi sebagai Pusat kajian Science di Kota Boras. Untuk menuju tempat ini kami berjalan kaki, karena lokasinya tak begitu jauh dari penginapan kami di Scandic Plaza, Setelah kemarin melewati masa orientasi awal saat berjalan kaki mengitari danau, saya mulai memahami kenapa kami dibawah berjalan kaki.. ternyata di kota Boras ini, pedestriannya sangat "Memanusiakan Manusia" dan lebih dari kategori Kota yang Layak dan Ramah untuk digunakan bagi Para Pejalan Kaki, Kaum Difabel (Kursi Roda, dll), apalagi Kaum Perempuan dan anak - anak, Selain areal Pedestriannya lebar dan materialnya nyaman dilewati manusia maupun sepeda dan kursi roda maupun kereta bayi, bahkan disiapkan pula areal untuk ibu - ibu menyusui euy... diareal pedestrian yang menyatu dengan Halte maupun Taman - Taman yang ada. Kemudian Setiap kendaraan disini sangat  tertib dan menghargai para pejalan kaki, tidak pernah terdengar sekalipun membunyikan klaksonnya dan mereka akan otomatis berhenti tanpa perlu kita melambaikan tangan jika ada yang menyeberang jalan, sehingga cukup dengan modal kekuatan kaki saja, anda dapat mengekplore setiap sudut hingga pelosok kota Boras sampai ke kela - kelanya... ihiiiir.

Hogskolan i Boras

Street Art

Textile Fashion Center

Navet Scinece Center

Setelah melewati Hogskolan i Boras (Univercitas Of Boras) sampailah kami di gedung Navet Science Center yang berdekatan dengan kampus Textile Fashion Center, Tak lama kemudian kami berkumpul disebuah ruangan di lantai dasar gedung itu, sebagai Pengantar Kegiatan awal hari itu, Kami diberikan pemaparan dari Mrs. Anna Gunnarson tentang sejarah dan sepak terjang Navet Science Center dalam melahirkan Pendidik – pendidik maupun anak didik dari usia 4 tahun hingga dewasa yang mencintai lingkungan yang berkelanjutan dan energy yang terbarukan. Untuk lebih lengkap dan jelasnya bisa melihat pada cuplikan video di tautan berikut ini ; https://www.facebook.com/allan.gafur/videos/vb.1354685137/10209510716428849/?type=2&theater

Mrs. Anna menjelaskan terkait Energi terbarukan

Pak Afit mencoba menyalakan lampu listrik dari teknologi energi terbarukan

Mrs. Nina menjelaskan tentang Energi terbarukan kepaada Guru - Guru SD dari Kawatuna Palu

Materi selanjutnya dibawakan oleh Mrs. Jessica Magnusson (SP, Boras Waste Recovery) tentang Apa saja dan Bagaimana Kerja sama antara Kota Boras dan Kota Palu dari tahun 2008, 2012, 2015 hingga di tahun 2017 saat ini dibidang Energi terbarukan ; berupa bagaimana Mengolah / mendaur ulah Sampah menjadi Bio Gas yang menghasilkan Energi Listrik di TPA Kawatuna (2008 dan 2012) dan kerjasama di bidang Pendidikan tentang Sekolah Anak Ramah Lingkungan di SDN Inpres 1 Kawatuna dan SDN Kawatuna (2015 - 2017).

Mrs. Jessica dijak foto bareng oleh Ibu Diah, Pak M.Irwan dan Pak Afit


Peserta mendengarkan penjelasan dari Mrs. Jessica

Tim Swedia yang hadir pada pagi itu bersama ibu Ida

Setelah Selesai makan siang, Tim Belajar dibagi menjadi 3 bagian dimana, Tim 1 dikomandani Mrs. Jessica Magnusson yang terkait Rencana Kerjasama dan MOU baru terkait Teknologi Persampahan dengan Pemerintahan Kabupaten Sigi, kemudian Tim 2 yang dikomandani Mrs. Emma membahas tentang Usulan Rencana Pembangunan Arboretum di Kelurahan Talise menjadi Hutan Kota Palu bersama perwakilan Forum Komunitas Hijau kota palu sebagai tindak lanjut untuk kerja sama baru dengan Pemerintah Kota Palu dan Kota Boras pada tahun 2017 ini serta yang terakhir  Tim 3 yang dikomandani Mrs. Anna masih membahas tentang Pola Pendidikan ala Navet Science Center di Sekolah Anak Ramah Lingkungan bersama Guru2 dari SDN Kawatuna yang merupakan bagian dari Kerja sama pemerintah kota palu dengan kota Boras dari tahun 2015 hingga saat ini.

Dan Sy selaku perwakilan Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Palu masuk ke tim Belajar 2 yang membahas tentang Rencana Hutan Kota Palu (City Forest of Palu), Bersama Mrs Emma, Ms. Agnes, Mr. Sebastian serta Mr. Klas yang baru saja bergabung hari itu setelah tiba dari Kota Stockholm. Mungkin untuk detail pembahasan kami takkan saya ceritakan disini karena namanya juga masih rencana, selain itu berbicara desain bukanlah bidang kami karena desainnya memang sudah dikerjakan oleh Tim Konsultan dari ITB Bandung, kami disini hanya dimintai masukan terkait bagaimana komunitas masyarakat bisa ikut berpartisipasi mendukung keberadaan hutan kota tersebut dan termasuk kiat - kiat apa sehingga pengunjung mau datang dan ikut serta memeliharanya sebagai bukti rasa kepemilikan sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Palu nantinya. Karena menurut mereka sangat penting untuk mengetahui masukan dari komunitas masyarakat setempat jika pemerintah akan membangun sebuah "Ruang Publik atau RTH Publik " bagi masyarakatnya. (Kereeen... kaaan... )

Diujung kegiatan hari itu, kami dibawa oleh Mr. Klas, Mr Sebastian dan Mrs. Emma mengunjungi Ruang - Ruang Publik yang ada di Kota Boras, tentu saja dengan berjalan kaki... laaah kaaan... hehehe... sebagai "Pejantan Tambun" baru kali itu saya merasakan pentingnya berolah raga khususnya jogging, bagaimana tidak saat melihat mereka berjalan kaki dengan postur orang Eropa yang lumayan tinggi, mereka mampu berjalan dengan cepat tanpa kelihatan lelah, wuuuuiiiih... dengan nafas ngos-ngosan campur malu dikit... biar tak ketinggalan langkah kaki mereka, terkadang sampai harus berlari kecil saya mengimbangi biar gak ketinggalan... hehehe... Tapi setelah melihat Ruang Publik dan Taman - Taman yang ada... Aaaaah... terbayarkan lelahku hari itu dengan pembelajaran yang saya dapatkan dan lihat langsung dengan mata kepalaku sendiri, gak percaya... mari kita lihat foto - foto dibawah ini... let's cekidot...'n.. cuuuusss.... 

Berjalan kaki mengunjungi ruang - ruang publik di Kota Boras

Areal Pedestrian yang ramah bagi kaum Disabilitas

Areal Publik yang ramah bagi perempuan dan anak - anak

Dari gambar diatas, ada yang menarik yaitu Kami mendatangi Lokasi pembangunan saluran air mancur dan selokan baru di pusat Kota Boras yang baru pada hari itu difungsikan dan dibuka untuk publik, dimana menurut penjelasan Mr. Klas dan Mr. Sebastian, bahwa pembangunan ruang publik itu merupakan bergaining antara masyarakat dengaan pemerintah Kota Boras untuk mengakomodir areal publik yang lebih luas kepada masyarakat kota khususnya pejalan kaki, dimana jalur jalan yang semula bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor, dialih fungsikan menjadi areal pedestian yang hanya bisa dilewati olwh sepeda, kursi roda dan tentu saja pejalan kaki, seorang wanita muslim berhijab bersama anaknya tampak sedang menikamati lokasi air mancur tersebut, salah satu lagi poin plus dikota ini.. bahwa mereka sangat menghargai "kaum minoritas' disini.

Menjelang Malam, pas di jam 17.00 sore aktivitas pembelajaran kami berakhir, tapi setelah itu kami ditraktir makan malam oleh kawan - kawan swedia kami dari Tim Belajar 2, ternyata rata - rata aktivitas kerja di Kota Boras ini berakhir di jam 5 sore, setelah itu mereka bersantai menikmati kotanya, ngopi - ngopi di cafe dan ruang - ruang publik yang ada melaksanakan makan malam kemudian pulang dan beristrahat, setelah matahari tenggelam di jam 21.00 atau jam 9 malam, kehidupan langsung terasa sunyi.

Water Front City

Sungai Viskan yang jernih dan tak bau

Areal Pedestrian dan RTH yang nyaman

Dalam perjalanan pulang dari makan malam di cafe pinchos, kami mengantarkan Ms. Agnes yang berkursi roda (karena cedera saat bermain American Football) ke apartemennya dan Mrs. Emma ke Halte bus yang mengantarkannya ke rumahnya dipinggiran Kota Boras, Kami menyempatkan lagi mengunjungi sebuah Taman bermain anak, yang bisa dikatakan Taman Pintar karena menyiapkan areal bermain yang sekaligus mengasah otak dan keterampilan dari anak - anak saking kreatifnya, cuman sayang karena HP Lowbatt.. sehingga Taman Bermain Anak tersebut tidak sempat kami dokumentasikan.

Selanjutnya dari Mr. Klas, kami mendapatkan cerita tentang Kota Boras yang dulu sebagai Kota pusat Tekstil terbesar di Swedia juga bermasalah dengan sampah, saat melewati Sungai Viskan yang membelah Kota Boras tersebut, menurut beliau lebih dari 30 tahun yang lalu, sungai itu juga penuh dengan sampah serta bau, tetapi berkat kesadaran dan keinginan untuk berubah maka sejak tahun 1985 melalui pendidikan yang diajarkan sejak usia dini tentang lingkungan yang baik dan sehat kepada anak - anaknya serta proses penyadaran kritis secara terstruktur, masif dan sistematis kepada warga kotanya, akhirnya wajah kota ini berubah menjadi seperti yang kami lihat saat ini, sungai - sungai kembali jernih dan bersih dari sampah dan bau, jalan - jalan dan taman - taman tertata hijau, berish dan asri, bahkan sampah bisa ditekan hingga hanya tinggal 1 % saja, sedangkan sampah yang terkelola hampir 99 % itu diubah dan diurai menjadi pembangkit energi yang digunakan sebagai listrik yang digunakan kota ini, menjadi energi pemanas di kala musim dingin bahkan saat ini semua transportasi publik menggunakan bahan bakar biogas dari hasil pengelolaan sampah... wowww... klo kita diindonesia masih berkutat di pengenalan Tong Sampah ala "3R (Reduce, Reuse, Recycle)" disini sudah maen ditaraf "4R"... alias "Zero Waste Management"... ckckckck.... Klo di dunia Ponsel lewaaaat... "3G" sama "4G"...  mangakaleee... hehehe... ihiiir lagi....

Finally, karena kakiku lelah... badanku yg tambun inipun terasa lebih lelah lagi, setelah sampai dihotel dan selesai mengerjakan Sholat.. langsung lanjut.. tidooor.... so.. cukup sekian catatan hari ini... Kawans, moga bermanfaat dan nanti dilanjut besok lagi ya... See.. U.. Next... Yeaaah...!!!

To Be Continue... in Chapter 4 ;



Tidak ada komentar:

Posting Komentar