Hari kedua, senin tgl
01 mei 2017
Setelah tertidur lelap, sekitar pukul 02.30
terbangun, rupanya waktu sholat shubuh berkisaran di jam 03 lewat
sedikit. Wah.. Langsung kebayang klo bulan puasa disini, dimana matahari baru
benar – benar terbenam di pukul 21.00 atw jam 9 malam bo, betapa “lamaaaaaanya”
waktu berbuka puasa … ihiiir…
Mungkin sebelum lanjut sebaiknya sedikit kita mengenal lebih dekat dulu keberadaan Kota Boras, so.. let's cekodit kawans...
Borås
Borås
ialah sebuah kota di Västra Götalands län, Swedia, dan ibukota Kotamadya Borås.
Luas kota ini 915,2 km², dan berpenduduk sekitar 62.000 jiwa di kotanya dan
sekitar 99.000 di kotamadyanya. (Sumber : Wikipedia)
Luas: 29,61 km²
Ketinggian: 143 m
Jumlah penduduk: 66.273 (2010)
Hotel: Bintang 3 rata-rata seharga Rp1.548.502.
Cuaca: saat ini 8 °C, Angin arah Timur dengan kecepatan 3
km/h, Kelembapan 77%
Peta Kota Boras - Swedia
Bagi kita (Orang
Indonesia), cara membaca kata Borås ini agak unik yaitu dibaca Boros (lawan
kata hemat) karena å dibaca seperti o pada kata soon . Asal
katanya sendiri dari Bor (tinggal) dan ås (bukit) yaitu tinggal di bukit. Memang kota ini terletak sedikit lebih tinggi dari kota tetangga Gothenborg dengan ketinggian 143 mdpl. Di Kota ini awan serasa lebih dengan dengan pandangan mata kita dan yang spesial dari ketinggian ini adalah kota ini terkenal sering hujan, intensitasnya cukup kerap terjadi sepanjang tahun dibandingkan kota lainnya di Swedia. Borås memiliki 2 pusat kota yaitu daerah centrum di seputaran Allegatan dan
Knalleland di sebelah utara. Salah satu yang paling menggambarkan tentang kota Boras adalah bendera kota ini yang menggambarkan tentang 2 buah gunting, dari cerita yang kami dengar bahwa dulu rajanya king Gustav II di abad 17, ingin menjadikan kota itu sebagai pusat industri tekstil pertama dan terbesar di swedia.
Bendera Kota Boras - Swedia
Sebagai informasi awal kenapa Pemerintah Kota Palu jauh - jauh datang dan mau melakukan kerjasama dibidang lingkungan khususnya terkait dengan Teknologi Pengelolaan Sampah dan Pendidikan mengenai Energi terbarukan dengan Kota Boras ini ; Karena di Kota Boras, sampah tidak berakhir di tempat pembuangan akhir, tertimbun dan menimbulkan masalah baru. Sampah disini diurai sedemikian rupa untuk menjadi pembangkit beragam energi yang menghasilkan listrik dan gas untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, dunia usaha, moda transportasi massal dan aktifitas publik lainnya di kota ini. Untuk tata kelola sampah di Kota Boras telah dilakukan sejak hampir empat dekade dan memasuki keberhasilan baru sejak awal tahun 90 an. Keberhasilan ini tak lepas dari kerjasama antara masyarakat dan sektor swasta yang didukung oleh pemerintah kota, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat. Tak heran jika badan dunia PBB menjadikan Kota Boras sebagai Kota dengan praktik terbaik dalam hal manajemen pengelolaan sampah dan menggelar forum global kemitraan internasional pengelolaan sampah disana pada bulan september 2013 lalu. Kota Boras juga sedang mewujudkan visinya sebagai Kota yang bebas dari penggunaan bahan bakar fosil.
Dan asyiknya saat menginap di Hotel Scandic Plaza, selain bisa meminum air bersih langsung dari keran di Toilet kamar mandi, ketika pagi itu membuka jendela kamarku hal yang pertama saya lihat adalah Tugu Kota berbentuk Gunting tersebut, tepat diperempatan jalan Hotel tempat kami menginap, Hamparan jalan - jalan kota yang bersih serta jejeran pepohonan yang asri... Aaaaaah... trus.. Nikmat Tuhanmu yang mana lagi.. yang akan engkau dustakan, kawans,,, ihiiiir....
Tugu Kota Boras
Selanjutnya, kembali ke cerita perjalanan ; Setelah sarapan pagi jam 6 pagi di Lobby hotel,
sekitar jam 11 siang kita dijemput untuk jamuan makan siang oleh Tuan Rumah,
rupanya mereka punya kebiasaan jika ada tamu dari luar, sebelum memulai
aktivitas apapun itu, para tamu diterima secara resmi dengan model perjamuan
makan terlebih dahulu. Setelah berkendara menggunakan 2 mobil yang disopiri
oleh Mrs. Emma dan Mrs. Anna sampailah kami disebuah rumah makan diluar kota
Boras, yaitu Hofsnas yang memiliki pemandangan yang indah karena berada di tepi danau yang
indah.
Hofsnas
Danau yang indah
Hari itu saya belajar tentang model perjamuan
ala eropa, ada hidangan pembuka, ada hidangan utama dan ada hidangan penutup, yang semunya jenis hidangan tersebut dijelaskan secara langsung oleh pemilik restoran tersebut lengkap dengan kisah asal muasal tempat restoran itu dibangun, untuk rasa hidangannya.. hehehe… campur aduk lah…kaaan... untung kami bawa sambal ABC dari
Indonesia yang berguna untuk menetralisir semua rasa yang agak “aneh”
tersebut.. iiiihhhaaa…
Jamuan Makan Siang di Hofsnas
Setelah
selesai makan siang, dilanjutkan sesi perkenalan dan sambutan diantara sesama tim
dari 2 negara yaitu Indonesia dan Swedia, hari itu Tim Swedia yang hadir adalah : Mrs. Jessica, Anna, Emma, Agnes dan Mr. Sebastian, tak lupa pemberian cendera mata dari Bupati Sigi ; Bapak M. Irwan Lapata kepada Mrs. Jessica M.
Bupati Sigi : Bapak M. Irwan Lapata (Kanan) menyerahkan Cindera Mata Ke Mrs. Jessica Magnusson (Tengah)
Akhirnya kegiatan hari itu ditutup dengan acara
jalan – jalan mengitari keindahan danau dan pemandangannya yang indah serta
melihat dan mempelajari bagaimana kondisi pepohonan dan alam agar tetap terawat
ekosistemnya.
Berjalan Kaki Mengitari Kawasan Danau
Mempelajari ciri - ciri Pohon yang sehat ketika musim semi tiba
Foto Bareng di Hofsnas (Kanan Ke Kiri : Ibu Ida, Ibu Lulu. Pak I Nengah, Pak Afit, Pak M. Irwan, Ibu Diah dan Saya Sendiri)
Setelah masa perkenalan dan orientasi awal tersebut, menjelang malam rombongan kamipun kembali ke penginapan kami di Scandic Plaza, karena kegiatan inti akan dimulai keesokan harinya, so.. cukup sekian dulu catatan hari ini sampai bertemu besok .. yo.... See... U.. Next 'n.. Salam Hijau... Kawans.. Yeaaah... !!!
To Be Continue... in Chapter3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar